MENGENAL MALAIKAT-MALAIKAT ALLAH
oleh Admin | May 29, 2023 | Inspirasi
Malaikat yang dciptakan Allah Swt. dari cahaya ini hidup di suatu tempat yang berbeda dengan manusia, hewan, atau tumbuhan. Sejatinya, hanya Allah Swt. saja yang mengetahui di mana keberadaan malaikat. Berbeda dengan manusia dan jin yang memiliki hawa nafsu, malaikat telah disucikan Allah Swt. sehingga mereka terlepas dari perbuatan-perbuatan dosa. Maka, yang tersisa dari dalam diri malaikat hanyalah ketaatan serta kepatuhan terhadap segala perintah Allah Swt. Malaikat pun tidak pernah durhaka kepada-Nya.
Selain sifat taat dan patuhnya kepada Allah Swt., malaikat juga tidak berjenis kelamin. Maksudnya, malaikat bukanlah laki-laki atau perempuan. Tugas lain dari malaikat adalah bertasbih dan menyucikan nama Allah Swt. seumur hidupnya. Malaikat pun bisa berubah wujud sesuai dengan izin Allah Swt, dan gemar memohonkan ampunan kepada Allah Swt. bagi orang-orang yang istikomah dalam beriman serta bertakwa kepada Allah Swt.
Baca Juga: Bolehkah Menyalurkan Zakat ke Daerah Lain?
Tentunya sebagai muslim yang beriman, kita harus mempercayai malaikat-malaikat-Nya. Bahkan, iman kepada malaikat merupakan rukun iman yang kedua. Oleh karena itu, kita harus yakin dan percaya sepenuh hati bahwa malaikat itu benar-benar ada.
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami adalah Allah, kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka. Maka malaikat, akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih, dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” (Q.S. Al-Fushilat: 30)
Sejak kecil kita sudah dikenalkan nama-nama malaikat. Yang harus kita ketahui, sebenarnya, malaikat itu banyak sekali jumlahnya. Hanya Allah Swt.-lah yang mengetahui secara pasti jumlah malaikat yang bertugas sesuai dengan kehendak-Nya. Hal itu sejalan dengan firman-Nya dalam surah Al-Muddatstsir ayat 31 berikut:
“Dan tidak mengetahui tentara Tuhanmu (malaikat) melainkan Dia sendiri (Allah).”
Yang pasti, ada 10 malaikat yang perlu kita ketahui nama dan tugas-tugasnya. 10 malaikat ini wajib kita ketahui dan tentunya wajib pula kita Imani.
Memiliki tugas utama untuk menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul Allah Swt.
Tugas utamanya yakni membagikan rezeki kepada seluruh makhluk cipataan Allah Swt.
Tugasnya meniup terompet sangkakala saat kiamat nanti.
Tugasnya mencabut nyawa setiap makhluk yang diciptakan oleh Allah Swt.
Bertugas untuk memberi pertanyaan di alam kubur atas perbuatan manusia yang dilakukan selama hidup di dunia.
Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan dalam Akad Nikah
Memiliki tugas yang sama dengan malaikat munkar
Bertugas untuk mengawasi dan mencatat amal baik yang dilakukan oleh manusia ketika hidup di dunia.
Bertugas untuk mengawasi dan mencatat amal buruk yang dilakukan oleh manusia ketika hidup di dunia.
Tugasnya menjaga surga.
Tugasnya menjaga neraka.
Perasaan kamu tentang artikel ini ?
Unduh aplikasi Bintangpusnas Edu di Website, Play Store, dan App Store.
Masuk ke akun anda untuk pengalaman baca Anda yang menyenangkan.
Bintangpusnas Edu memungkinkan Anda membaca buku favorit saat bepergian.
10 Malaikat Allah20222:56
Lagu Anak Islami Terkini20224:21
© 2020 Wadank swara indonesia
℗ 2020 Wadank swara indonesia
Mengapa Allah Menciptakan Malaikat dan Bagaimana Cara Beriman Pada Malaikat? Buya Yahya – Malaikat dalam agama Islam adalah makhluk halus yang diciptakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Malaikat memiliki tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Allah, seperti melaksanakan perintah-perintah Allah, melindungi manusia, mencatat amal manusia, dan lain-lain. Namun, beberapa orang mungkin tidak mengerti sepenuhnya tentang makhluk ini, sehingga seringkali terjadi kesalahpahaman dan bahkan penghinaan terhadap malaikat.
Dalam ayat 30 surat Al-Baqarah, Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى جَاعِلٌ فِى ٱلْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ قَالُوٓا۟ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ ٱلدِّمَآءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۖ قَالَ إِنِّىٓ أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ
Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Dalam ayat ini, terdapat beberapa hal yang dapat kita pelajari tentang malaikat. Pertama, malaikat adalah makhluk ciptaan Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang memiliki kesadaran dan kehendak. Mereka dapat berbicara dan memahami perintah Allah. Kedua, malaikat memiliki tugas-tugas khusus yang diberikan oleh Allah. Mereka senantiasa bertasbih dan memuji Allah serta mensucikan-Nya. Ketiga, malaikat tidak memiliki sifat-sifat negatif seperti yang ada pada manusia, seperti iri hati, dengki, atau kesombongan. Keempat, Allah Subhanahu Wa Ta’ala menciptakan malaikat sebagai bukti kekuasaan dan kebesaran-Nya.
Buya Yahya ,Guru Mulya Kita bersama, Pengasuh LPD Al Bahjah dalam sebuah ceramahnya mengatakan, perlu digaris bawahi bahwa Allah menciptakan para malaikat bukan karena memerlukan bantuan mereka, melainkan untuk menunjukkan kebesaran dan kekuasaannya dengan menciptakan makhluk yang agung dan mulia seperti para malaikat. Allah tidak seperti seorang bos yang membutuhkan pegawai untuk membantunya dalam urusan pekerjaannya, karena Allah Maha Kuasa. Saat Allah menciptakan malaikat, tidaklah karena Allah memiliki kebutuhan kepada mereka, tetapi untuk menunjukkan keagungan dan kekuasaan-Nya kepada hamba-Nya.
Menurut Buya Yahya, seringkali terjadi kesalahpahaman dan bahkan penghinaan terhadap malaikat. Beberapa orang mungkin menganggap malaikat sebagai dewa-dewa kecil atau objek untuk dipuja. Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam, yang mengajarkan bahwa hanya Allah yang layak untuk dipuja dan disembah. Malaikat hanyalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki tugas-tugas khusus.
Buya Yahya, mengatakan bahwa penting bagi umat Islam untuk mengimani malaikat dengan cara yang benar. Kita harus memahami bahwa malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang tunduk dan patuh kepada-Nya. Kita tidak boleh menganggap mereka sebagai dewa-dewa kecil atau objek untuk dipuja. Sebaliknya, kita harus memuliakan malaikat dengan cara yang benar, seperti dengan tidak mencaci dan tidak merendahkan mereka.
Penting juga untuk menghindari guyonan atau lelucon yang merendahkan malaikat. Guyonan seperti ini bisa membuat seseorang keluar dari iman, karena merendahkan malaikat bisa dianggap sebagai bentuk kekafiran. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan kata-kata atau tindakan yang bisa merendahkan malaikat. ( Ikuti : Program Berbagi Berkah di Bulan Suci Ramadhan Melalui Program Infaq Ifthar Al-Bahjah )
Selain itu, kita juga harus menghormati tugas-tugas yang diberikan oleh Allah kepada malaikat. Sebagai contoh, kita harus memahami bahwa malaikat mencatat amal manusia dan akan menjadi saksi di akhirat. Oleh karena itu, kita harus senantiasa berusaha untuk melakukan amal yang baik dan menghindari perbuatan dosa.
Dalam kesimpulannya, sebagai umat Islam kita harus memahami dan menghormati malaikat dengan cara yang benar. Kita tidak boleh menganggap mereka sebagai dewa-dewa kecil atau objek untuk dipuja. Sebaliknya, kita harus memuliakan mereka dengan cara yang sesuai dengan ajaran Islam, seperti dengan tidak mencaci dan merendahkan mereka serta menghormati tugas-tugas yang diberikan oleh Allah kepada mereka. Dengan memahami dan menghormati malaikat dengan cara yang benar, kita dapat memperkuat iman dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.(admin)
Dikutip dari laman Kemenag, Allah menciptakan malaikat dari nur atau cahaya, seperti sabda Rasulullah Saw,
”Dari Aisyah r.a. Berkata Rasulullah Saw. bersabda: “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian”. (H.R. Muslim)
Sedangkan perihal wujudnya, Al-Qur’an menjelaskan dalam surat Fathir ayat 1, yang artinya:
”Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Berdasarkan ayat tersebut dapat diketahui bahwa malaikat memiliki sayap, ada yang memiliki 2, 3 dan 4 sayap. Tentunya sayap-sayap yang dimaksud disini bukan sayap yang biasa dilihat pada burung. Sayap adalah lambang kekuatan yang memungkinkan makhluk dari alam gaib ini menunaikan tugasnya. Dengan sayap-sayapnya tersebut, setiap malaikat memiliki kecepatan gerak yang luar biasa.
Antara malaikat dan manusia berbeda alam. Oleh karena itu, manusia tidak mampu menangkap wujud malaikat. Namun demikian, atas izin Allah SWT malaikat dapat menjelma dalam sosok tertentu dan dapat dilihat oleh mereka yang dipilih oleh Allah SWT, yaitu para rasul.
Keberadaan malaikat sebagai makhluk gaib wajib diyakini oleh setiap muslim. Meyakini keberadaannya merupakan pokok-pokok keimanan atau rukun iman. Iman kepada malaikat adalah rukun iman yang kedua. Selain itu, umat Muslim juga wajib meyakini proses penciptaan malaikat.
Wujud malaikat tidak akan pernah berubah, tidak bertambah tua atau tidak bertambah muda. Kondisi malaikat sampai detik ini masih tetap sama, seperti ketika diciptakan oleh Allah SWT dari nur atau cahaya.
Malaikat adalah topik yang menarik, namun yang jarang dibahas di mimbar gereja atau literatur agama. Akibatnya, kadang-kadang kebanyakan orang Kristen ditinggalkan dengan kekosongan yang menganga dalam pengetahuan mereka tentang malaikat, dan oleh karena itu mereka sering beralih ke media atau sumber lain yang kurang mendapat informasi untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka tentang makhluk surgawi ini. Pada zaman sekarang, seseorang tidak perlu mencari jauh-jauh untuk menemukan sejumlah besar informasi mengenai hal ini – yang disalahpahami oleh penjaga surgawi. Sayangnya, sebagian besar “informasi” ini tidak lebih dari sekedar spekulasi, dan dengan demikian pencari yang tulus bingung tentang apa yang sebenarnya dikatakan Alkitab tentang malaikat.
Kata “malaikat” adalah terjemahan angelos Yunani dan malawk Ibrani, yang berarti “pembawa pesan” (Woods, 1986, hal 179; Girdlestone, 1973, hal 41). Jadi, kata itu benar-benar tidak mengatakan apapun tentang sifat keberadaan, tapi malah beralih ke fungsinya. Sifat utusan harus ditentukan dari konteks spesifik.
Terkadang, kata malaikat digunakan untuk utusan manusia (seperti yang biasa kita pikirkan tentang istilah itu). Hagai disebut sebagai “utusan Yehuwa [malawk]” (Hagai 1:13). Tuhan, melalui Maleakhi, menyebut seorang imam sebagai “utusan saya [malawk]” (Maleakhi 2: 7). Dan, Yohanes Pembaptis juga disebut sebagai “utusan” [malawk-3: 1]. Matius (11:10) juga menyebut Yohanes Pembaptis sebagai “utusan” (angelos).
Di sisi lain, kata malaikat sering digunakan untuk berbicara tentang seorang utusan spiritual – yaitu seseorang yang tidak terdiri dari daging dan darah. Dalam berbicara tentang kata “malaikat,” Guy N. Woods mencatat: Istilahnya beragam penggunaannya dalam Kitab Suci. Malaikat bersifat duniawi dan surgawi; Memiliki daging, demikian manusia; Bukan daging dan darah, dan karenanya makhluk surgawi, dan bukan manusia. Malaikat dari klasifikasi yang terakhir adalah roh, makhluk inkorporeal, dan karenanya tanpa karakteristik pria dalam daging (1986, hlm. 180-181, emp. In orig.).
Memang, Alkitab menyebut malaikat sebagai “roh” (Ibrani 1:14), dan Kitab Suci secara eksplisit mengajarkan bahwa roh tidak memiliki daging dan tulang (Lukas 24:39). Kita tahu bahwa utusan khusus ini tidak dapat menikah (Matius 22:30; lihat juga Kaiser, 1992, hlm. 33-38). (Nehemia 9: 6; Kolose 1:16; Mazmur 148: 2,5), sementara abadi (lih. Lukas 20:36), mereka tidak abadi, karena hanya Dewa yang kekal dan karena itu layak dilakukan. Pemujaan (Wahyu 22: 9). Seperti yang diamati oleh Douglas Kelly, malaikat “abadi, tapi hanya Tuhan Tritunggal yang abadi” (1997, hal 93).
Malaikat menyembah dan melayani Tuhan (Yesaya 6: 2-3; Wahyu 22: 8-9), dan pada zaman kuno mampu mengambil rupa manusia saat mereka menyampaikan pesan untuk Dia (malaikat berbicara kepada Hagar untuk memberikan instruksi dari Tuhan-Kejadian 16: 10-12, seorang malaikat mengatakan kepada Maria bahwa dia akan melahirkan anak Kristus – Lukas 1: 26ff; malaikat disebutkan oleh Stefanus dalam pidato pengadukannya yang tercatat dalam Kisah Para Rasul 7: 38,53, yang merujuk pada Keluaran 19: 18-25 di mana Allah berbicara kepada Musa melalui malaikat selama pengembaraan di padang gurun). Dalam beberapa hal, malaikat bertindak atas nama orang Kristen. Penulis kitab Ibrani berkomentar: “Bukankah mereka semua roh yang melayani, diutus untuk melakukan pelayanan demi mereka yang akan mendapat keselamatan?” (1: 13-14). Akhirnya, malaikat bahkan membawa roh orang benar mati ke dalam keadaan kebahagiaan (Lukas 16:22).
Dalam banyak hal, malaikat benar-benar berbeda dari manusia. “Anak-anak Allah” (seperti yang kadang-kadang dikatakan oleh Kitab Suci) Ayub 1: 6; 38: 7) sering melampaui “anak laki-laki”. Misalnya, mereka lebih kuat (2 Samuel 24:16), lebih cerdas (Daniel 9: 21-22), dan lebih cepat (Daniel 9:21) daripada manusia biasa manapun. Selanjutnya, mereka akan menyertai Kristus pada Kedatangan-Nya yang Kedua, “memberikan pembalasan kepada mereka yang tidak mengenal Allah dan bagi mereka yang tidak mentaati Injil Tuhan kita Yesus” (2 Tesalonika 1: 7-8). Makhluk surgawi ini ada untuk melayani dan memuji Pencipta abadi mereka. Menyadari superioritas mereka terhadap manusia di daerah tertentu, semakin menakjubkan bahwa mereka sepenuhnya mengabdikan diri pada pelayanan Tuhan sementara kita, yang adalah apel mata Tuhan, sering gagal untuk melayani dan mematuhi Yehuwa bahkan dalam tugas yang paling kasar sekalipun.
Namun, dalam beberapa hal kita manusia dapat berhubungan dengan malaikat karena seperti kita, malaikat cerdas (Daniel 9: 21-22; 10:14; Wahyu 19:10) dan memiliki emosi (1 Petrus 1: 12-berkeinginan; Ayub 38: 7-menyenangkan). Mereka juga memiliki kehendak bebas dan kemampuan untuk beralasan (Yudas 6; lih 2 Petrus 2: 4). Kita tahu bahwa, seperti manusia, malaikat bertanggung jawab atas beberapa jenis hukum surgawi, karena beberapa orang berdosa (2 Petrus 2: 4; Yudas 6), dan dosa adalah pelanggaran hukum (1 Yohanes 3: 4). Sayangnya, setiap kali mereka berdosa, mereka berada di luar rencana penebusan Allah, karena pendamaian Kristus tidak berlaku bagi mereka. Penulis Ibrani menyatakan: “Jangan kepada malaikat, apakah dia memberi pertolongan, tapi dia memberi bantuan kepada benih Abraham” (2:16). Namun sementara malaikat pemberontak tanpa rencana penebusan, Tuhan mempersiapkan satu untuk manusia (Efesus 2: 8-9; dkk.). Maka tak mengherankan jika pemazmur itu bertanya, “Siapakah orang yang Anda pandangi dia?” (8: 4, emp menambahkan)!
Selama berabad-abad, banyak orang yang dapat dipercaya dan cerdas telah melihat malaikat (lih Lukas 1: 11,26ff; Kisah Para Rasul 12: 7 dst., Dll.). Jadi, pada suatu saat Tuhan menciptakan mereka. Tapi ketika? Sejujurnya, kita tidak memiliki cara untuk mengetahui waktu yang tepat dari ciptaan mereka karena Roh Kudus tidak merasa cocok untuk mengungkapkan informasi itu kepada kita di dalam Firman Tuhan. Dalam bukunya, All the Angels in the Bible, ilmuwan Alkitab yang dihormati Herbert W. Lockyer mengamati perihal utusan surgawi ini: “Tetapi kapan saja, dalam revolusi misterius keabadian, mereka dipanggil menjadi tidak menjadi subyek wahyu ilahi” ( 1995, hal 14). Wayne Jackson mencatat bahwa “tidak adanya kesaksian eksplisit” mengenai penciptaan malaikat (1993, hal 208). Kedua penulis itu benar. Namun ada beberapa “petunjuk” dalam Alkitab.
Misalnya, kita tahu bahwa malaikat pasti diciptakan pada atau sebelum hari penciptaan pertama, karena Ayub 38: 1-7 menjelaskan bahwa “anak-anak Allah [malaikat,] berteriak bersukacita” ketika Tuhan meletakkan fondasi Dari Bumi (ay 6-7). Hal ini tentu menunjukkan bahwa para malaikat hadir sebagai saksi mata untuk penciptaan Alam Semesta.
Jadi, pertanyaannya kemudian, apakah penciptaan malaikat terjadi pada hari pertama minggu Penciptaan, atau di beberapa titik sebelum hari pertama? Penting untuk diingat bahwa malaikat adalah utusan, sehingga mengharuskan seseorang untuk memberi pesan kepada mereka. Jackson telah menyarankan bahwa “… sebuah pendapat yang masuk akal adalah bahwa mereka dimunculkan pada permulaan minggu penciptaan” (1993, hal 208). Mengapa ini bisa terjadi? Lockyer menjelaskan sebagai berikut:
Engkau adalah Yehuwa, bahkan Engkau sendiri; Engkau telah membuat … langit surga, dengan segenap tuan rumah, bumi dan segala sesuatu yang ada di sana, laut dan semua yang ada di dalamnya, dan Engkau mempertahankan mereka semua; Dan tuan rumah surga memberkati engkau.
Sementara ayat-ayat dalam Kejadian … hanya menyebutkan pembuatan cakrawala, matahari, bulan, bintang, dan binatang, maka harus ditandai dengan hati-hati oleh pembaca bahwa di Nehemia 9: 6 objek yang dibuat Allah meliputi langit, surga Langit, dan bumi, dan segala sesuatu yang ada di dalam dan di atasnya, dan lautan dan segala isinya, dan juga penghuni surga (mungkin malaikat) [1976, hlm. 61, emp. Dan komentar kasar di orig.].
Jika Anda menggabungkan bagian dan konsep yang dibahas oleh Lockyer, Jackson, dan Fields, tampaknya memungkinkan “pendapat yang masuk akal” bahwa para malaikat “telah ada pada awal minggu penciptaan.”
Beberapa, bagaimanapun, telah menunjukkan apa yang mereka anggap sebagai “masalah waktu” serius yang melekat dalam sudut pandang khusus ini. Saran mereka adalah bahwa jika Tuhan menciptakan malaikat pada hari pertama minggu Penciptaan, maka tidak akan ada cukup waktu bagi Setan untuk memberontak melawan Yehuwa dan diusir dari surga (2 Petrus 2: 4; Yudas 6) sebelum Peristiwa yang dicatat dalam Kejadian 3 (lihat Gray, 2000, hal 73). Tapi masalahnya memang “dirasakan” bukan nyata. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk “anak-anak si jahat” (seperti yang Kristus maksudkan dalam Matius 13:38) untuk terlibat dalam perdebatan rohani yang kejam dan pemberontak terhadap Pencipta mereka? Adam dan Hawa menyelesaikannya dalam detak jantung yang benar (Kejadian 3: 1 dst). Mengapa itu lagi yang telah dilakukan iblis?
Mereka yang berpendapat bahwa malaikat diciptakan sebelum hari pertama minggu Penciptaan tidak percaya bahwa teks dalam Kejadian 2: 1 dan Keluaran 20:11 berbicara tentang makhluk-makhluk malaikat. Dalam komentarnya yang banyak digunakan mengenai Kejadian, H.C. Leupold menulis sehubungan dengan “tuan rumah” Kejadian 2: 1:
Host mungkin mengacu pada bintang; Lih. Neh. 9: 6; Ulangan. 4:19; 17: 3; II Raja-raja 17:16, dan lain-lain. Ini mungkin menunjuk pada malaikat: I Raja-raja 22:19; Nehemia 9: 6; Mazmur 148: 2. Disini hubungannya menentukan rujukannya dengan hal-hal yang baru saja dibuat. Karena catatan penciptaan sampai saat ini tidak mengatakan apa-apa tentang malaikat, tidak akan aman untuk memajukan klaim bahwa para malaikat dimaksudkan untuk disertakan dalam istilah ini. Waktu penciptaan malaikat sama kecilnya dengan akun ini karena jatuh pada hari ini karena ditugaskan ke posisi keempat. Kita tidak tahu apa-apa yang pasti mengenai penciptaan mereka (1942, 1: 101).
Di bidang ini, yang terbaik adalah jangan bersikap dogmatis mengenai elemen waktu yang terlibat dalam penciptaan malaikat. Meskipun demikian, sangat menyenangkan untuk menyadari bahwa bahkan jika kita tidak tahu semua hal yang ingin kita ketahui tentang hal-hal tertentu (“hal-hal rahasia Allah” –Deuteronomy 29:29), kita memiliki semua informasi yang kita butuhkan untuk mencapai Surga (2 Timotius 3:16).
Artikel ini disadur dari: https://www.apologeticspress.org/apcontent.aspx?category=11&article=424